Siapa saja mereka, berikut kumparan rangkum:
Capim KPK Didominasi Aparat
Dari 40 capim yang lolos, 16 orang dari mereka (40 persen) memiliki latar belakang sebagai aparat. Rinciannya, 7 Polisi, 4 Hakim dan 4 Jaksa.
Nama-nama seperti Komjen Agung Setya Imam Effendi, Komjen R.Z Panca Putra, atau Komjen Setyo Budiyanto lolos pada tes tertulis ini. Sementara dari kalangan jaksa ada Andi Herman, Harli Siregar, dan Sugeng Purnomo.
Tapi, petahana KPK, yakni Johanis Tanak dan Nurul Ghufron juga lolos. Termasuk dua calon dari internal KPK, yakni Pahala Nainggolan dan Wawan Wardiana.
Johanis Tanak sendiri punya latar belakang sebagai seorang jaksa. Sementara hanya beberapa orang saja yang tak punya latar belakang sebagai penegak hukum, seperti Poengky Indarti (Komisioner Kompolnas) atau Johan Budi (Politisi PDIP).
Pensiunan Polri dan Hakim Lolos Cadewas KPK
Sementara nama-nama besar juga lolos dalam seleksi tertulis Cadewas KPK. Mereka adalah Benny Mamoto dari Kompolnas (Purnawirawan Irjen Polisi), dan Binsar M. Gultom yang menjadi hakim pada kasus Jessica Wongso.
Sementara anggota Dewas KPK aktif yang mencalonkan sendiri, Harjono tak lolos. Begitu pula dengan Manahan Sitompul, eks Hakim MK juga tak lolos.
ICW Soroti Independensi Pansel
Indonesian Corruption Watch (ICW) mengkritisi hal ini. Mereka menyoroti independensi dari kinerja pansel.
"Ini tentu menimbulkan kecurigaan di tengah masyarakat tentang independensi Pansel dalam bekerja. Potensi keberpihakan yang berlebih pada aparat penegak hukum disinyalir sedang terjadi pada proses seleksi kali ini. Sederhananya, Pansel seperti meyakini sebuah “mitos” yang sebenarnya keliru terkait adanya keharusan aparat penegak hukum mengisi struktur Komisioner KPK," kata ICW dalam keterangan tertulisnya, Kamis (8/8).