Ilustrasi cuci darah atau hemodialisis. Cuci darah pada anak di RSCM terbilang banyak, tetapi ini bukan fenomena baru dan tidak ada lonjakan kasusnya. Namun, belum ada data secara nasional.
SEMARANG, KOMPAS.com - Sepuluh anak-anak di Jawa Tengah (Jateng) terpaksa menjalani cuci darah setiap bulan di RSUP Kariadi Kota Semarang.
Humas RSUP Kariadi Semarang, Adit mengatakan, kebanyakan penyebab kasus gagal ginjal yang terjadi pada anak-anak adalah kelainan kongenital atau kelainan bawaan sejak lahir.
"Pemicu paling banyak adalah sindrom nefrotik, dan bentuk ginjal yang abnormal atau mengalami kelainan," jelas Adit saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (6/8/2024).
Selain itu, lanjutnya, kasus gagal ginjal pada anak-anak juga bisa disebabkan karena pola makan yang tidak sehat seperti makan makanan cepat saji.
"Bisa jadi karena pola makan, banyak konsumsi makanan cepat saji atau junk food," katanya lagi.
Menurutnya, minuman karbonasi atau kadar gula tinggi juga bisa menyebabkan anak-anak mengalami gagal ginjal hingga wajib melakukan cuci darah secara rutin.
"Ada juga kelainan pada saluran kencing anak," imbuhnya.
Seperti diketahui, berdasarkan laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, RSUP Kariadi masuk rumah sakit tipe A yang melayani layanan cuci darah untuk anak-anak.
Selain itu juga ada RSUD Margono di Purwokerto, RSUD dr Moewardi Solo, dan RSUP Soeradji Tirtoneoro di Klaten.