Jakarta -
PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) menginisiasikan program pengelolaan sampah organik berbasis budidaya maggot. Program ini memanfaatkan sampah rumah tangga sebagai pakan larva maggot yang menghasilkan produk fresh maggot, dried maggot, dan pupuk organik yang bernilai ekonomis. AMMAN berkolaborasi dengan masyarakat dan pengurus desa untuk merealisasikan program ini.
Masalah sampah ini merupakan salah satu isu serius di desa sekitar tambang. Masalah ini berangkat dari keterbatasan tempat pembuangan akhir (TPA) untuk penampungan sampah, tetapi jumlah masyarakat desa tersebut terus bertambah.
"AMMAN merasa perlu berkontribusi untuk mengatasi masalah ini walaupun sebenarnya ini adalah tanggung jawab pemerintah," ujar Senior Manager Corporate Communications AMMAN, Dinar Puja Ginanjar kepada detikcom di Festival LIKE 2, Jumat (9/8/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita ajak masyarakat untuk memisahkan sampah organik (sampah dapur) dan sampah anorganik. Lalu, sampah dapur dikelola untuk makan maggot. Setelah panen maggot, hasilnya akan dijual. Akhirnya, sesuatu yang dulunya merupakan sumber masalah, sekarang justru menjadi berkah," kata Dinar.
Sampah yang sudah dipisahkan nantinya akan diangkut oleh pengelola sampah. Dalam hal ini, masyarakat desa yang menukarkan sampah kepada pengelola tidak dikenakan retribusi. Justru masyarakat berkesempatan menukarkan sampah dapur mereka dengan paket sembako.
AMMAN melakukan pengelolaan sampah ini secara bertahap yang dimulai dari 100 kepala keluarga. Setelah disimulasikan, ternyata sampah organik yang dapat dikurangi dalam satu bulan mencapai 1 ton.
Dari 100 kepala keluarga tersebut, AMMAN dapat memperoleh omzet sekitar Rp 20 juta. Sebanyak 60% dari omset tersebut diberikan untuk biaya pengelola dan operasional dan 40% dari omzet tersebut dialokasikan untuk dana desa.
Dinar menuturkan, AMMAN terus berusaha mengedukasi masyarakat desa di sekitar tambang untuk menyelesaikan masalah sampah. Salah satunya mengenai perbedaan karakteristik maggot dengan belatung.
"Sekaligus edukasi, loh. Belatung itu kalau kita pegang itu kan kayak lengket-lengket, ya. Sedangkan kalau sifatnya maggot tuh kering, sampah yang basah itu jadi kering, sampah yang bau itu jadi nggak bau. Belatung pun sebaliknya, dari yang nggak bau jadi bau banget," jelasnya.
(prf/ega)