Sejumlah fakta terungkap di balik heboh kontes kecantikan transpuan yang digelar di sebuah hotel di Sawah Besar, Jakarta Pusat, pada Minggu (4/8). Kontes itu menuai kecaman dari publik di media sosial.
Berdasarkan rekaman video yang beredar, terlihat sejumlah transpuan berlenggak-lenggok di atas panggung menggunakan dress yang dilengkapi selempang bertuliskan nama wilayah seperti Aceh, Sumatra Utara, hingga Sumatra Barat. Mereka berulang kali terlihat melambaikan tangan.
Berikut sejumlah tindakan usai peristiwa terjadi:
Walkot Jakpus Rapat Bareng Satpol PP
Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma membahas terkait kejadian tersebut bersama Satpol PP dan Dinas Pariwisata Jakarta. Pembahasan agar hal serupa tidak terjadi lagi.
“Insyaallah nanti kita akan satukan persepsi dengan jajaran pariwisata, Satpol PP, dan juga Polres gitu ya, supaya hal-hal semacam ini tidak terulang kembali,” kata Dhany kepada wartawan di Gedung Kesenian Jakarta, Rabu (7/8).
Polisi memastikan tak pernah memberi izin gelaran kontes kecantikan transpuan tersebut. "Sejauh ini tidak ada izin terkait penyelenggaraan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam kepada wartawan.
Sebagai tindak lanjut, polisi bakal melakukan proses pendalaman dengan memintai keterangan dari panitia selaku penyelenggara kegiatan dan pihak hotel. Adapun pendalaman kasus dilakukan Polres Metro Jakarta Pusat.
"Akan dilakukan pendalaman oleh Polres Jakpus (Jakarta Pusat)" ucap dia.
Penjelasan Pihak Hotel: Izinnya Gala Dinner
Kepala Satpol PP Jakarta Pusat, TP Purba, mengatakan panitia kegiatan mengajukan izin ke pihak hotel bukan untuk mengadakan kontes kecantikan transpuan, melainkan gala dinner.
"Kita bersama-sama mengklarifikasi dengan pihak pengelola hotel, bahwasanya kegiatan tersebut sifatnya memang tidak terlihat dari luar ya dan kemudian didalami bahwa memang pengakuannya kegiatan tersebut untuk kegiatan gala dinner," kata dia ketika ditemui wartawan di Balai Kota Jakarta Pusat, Rabu (7/8).
Hal senada dikatakan oleh Director Of Sales Hotel Orchardz, Achmad Gandy. Dia mengatakan pihaknya menerima informasi dari panitia kegiatan untuk gelaran gala dinner, bukan kontes kecantikan yang melibatkan transpuan.
"Kalau kita tahu acaranya seperti itu pasti kita larang. Ya tidak mungkin lah istilahnya kita cari penyakit dengan terima agenda seperti itu. Apalagi kita kerap terima event kementerian, keagamaan," ucap dia.
Achmad Gandy mengaku sempat bertanya lebih lanjut ke panitia kegiatan dan diberi tahu bahwa kegiatan gala dinner itu dihadiri oleh anggota sebuah komunitas.