Vietnam jadi salah satu negara yang rutin jadi investor dalam budi daya benih bening lobster di Indonesia. Selama 5 tahun ke belakang, negara tersebut sudah berinvestasi USD 20 juta atau setara Rp 301,8 miliar (kurs Rp 15.097 per dolar AS).
Investasi Vietnam di Indonesia dilakukan melalui PT Idovin Aquaculture International, satu dari lima perusahaan joint venture yang mendapat izin dari pemerintah untuk menjadi bagian dari global supply chain melalui skema government to government.
PT Idovin Aquaculture International merupakan gabungan PT Bahari Emas Nusantara (Indonesia) dan The Global Trading Company Limited (Vietnam).
Perusahaan tersebut dan empat perusahaan joint venture lainnya lahir berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) No. 7 tahun 2024 tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus spp.).
Juru Bicara PT Idovin Aquaculture International, Adinda Cresheilla, mengatakan budi daya lobster yang dilakukan perusahaannya berjalan sesuai perencanaan. Saat ini perusahaan joint venture Indonesia-Vietnam tersebut telah menebar sekitar 38.000 BBL di keramba yang ditenggelamkan 3-7 meter di bawah permukaan laut.
“Keramba yang ditenggelamkan diperuntukan supaya BBL tidak terpengaruh perubahan salinitas air laut dan mendapatkan suhu serta pencahayaan yang sesuai dengan habitat aslinya,” kata Adinda melalui keterangan resmi, Jumat (20/9).
Adinda memaparkan, Vietnam menanamkan investasi senilai USD 4 juta per tahun atau sekitar USD 20 juta selama lima tahun di PT Idovin Aquaculture International. Investasi tersebut digunakan untuk membangun sarana dan prasarana budi daya, seperti 10 longline berisi 68 keramba dengan tiga ukuran berbeda, serta pembangunan warehouse.
Dari Vietnam, lanjut Adinda, perusahaannya juga mengadaptasi teknik pemberian pakan. Ia menjelaskan, lobster bersifat kanibal dan akan menyerang sesamanya apabila tidak diberi pakan yang cukup dan segar.
Oleh sebab itu, menurutnya, lobster perlu diberi makanan segar dengan jumlah dan waktu pemberian yang tepat. Makanan yang cocok bagi lobster adalah udang kecil, kerang yang dihancurkan dan ikan yang dicacah.
“Kami rutin memberikan pakan setiap jam 9 pagi dan jam 4 sore. Selain itu, juga dilakukan pembersihan sisa pakan secara rutin karena dapat menyumbat kerangkeng,” ujar Adinda.
Penyelundupan Sebagai Musuh Bersama
Plt Direktur Pengawasan Sumber Daya Perikanan KKP, Suharta, menuturkan penyelundupan BBL merupakan salah satu tantangan yang dihadapi oleh pembudi daya lobster. Keberadaan penyelundup membuat pembudi daya harus bersaing mendapatkan BBL.
Bahkan, kata dia, dengan jaringan yang menggurita dan telah mengakar membuat para penyelundup memiliki daya untuk memainkan harga BBL.
“Pak Menteri KKP berpesan agar kami tak gentar menghadapi penyelundup BBL. Persoalan penyelundupan BBL menjadi concern KKP seiring terbitnya Permen KP Nomor 7 Tahun 2024, yang menjadi landasan tata kelola lobster di Indonesia saat ini,” katanya.
KKP juga telah membentuk Program Management Office (PMO 724) untuk memastikan implementasi Permen KP No.7/2024 berja...