Timnas Indonesia akan melawan Australia dalam laga kedua Grup C Ronde 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Selasa (10/9) pukul 19:00 WIB. 'Garuda' bisa mengekspos sejumlah kelemahan 'Tim Kanguru'.
Pada laga pertama, Australia kalah 0-1 dari Bahrain saat bermain di Gold Coast, sedangkan Indonesia mengimbangi Arab Saudi 1-1 di Jeddah. Kekalahan mengejutkan Australia itu menghadirkan sejumlah catatan. Intinya, kelemahan Australia yang terlihat adalah efektivitas, kecepatan, dan plan B jika sisi sayap tak efektif.
Sebenarnya, Australia mendominasi permainan, tetapi permainan mereka tidak efektif. Menurut statistik yang disediakan Google, mereka memegang 72 persen penguasaan bola, tetapi hanya melepas 4 tembakan akurat dari 11 percobaan.
Selain efektivitas, kecepatan para pemainnya juga menjadi titik lemah Australia. Kerap kalah cepat saat adu lari dengan pemain Bahrain menyulitkan mereka saat menyerang atau bertahan. Dari situ, Timnas Indonesia harus melihat ini sebagai celah untuk melakukan serangan balik cepat.
Kemudian, sejak sebelum Ronde 3 dimulai, pelatih Australia yakni Graham Arnold sudah mengindikasikan akan bermain dengan mengandalkan sisi tepi. Waktu mengalahkan Indonesia 4-0 di Piala Asia, Australia mencetak 3 gol yang diinisiasi dari sayap. Waktu melawan Bahrain, mereka juga masih mengandalkan sayap.
Kini, Timnas Indonesia memiliki banyak stok bek sayap yang berkualitas. Ada nama Sandy Walsh dan Asnawi Mangkualam untuk pos bek kanan, lalu ada Shayne Pattynama, Calvin Verdonk, dan Nathan Tjoe-A-On untuk pos bek kiri.
Ketika melawan Arab Saudi, lini belakang Timnas Indonesia bermain cukup solid. Harusnya, hal ini bisa diulang bahkan ditingkatkan saat melawan Australia di GBK.
Yang penting, setiap pemain memiliki positioning yang tepat dan sigap dalam mengantisipasi umpan atau pergerakan pemain, baik yang membawa bola atau tanpa bola. Dengan begitu, 'Garuda' bisa membuat serangan sayap Australia menjadi tidak efektif dan sepertinya Australia tidak memiliki plan B yang apik.
Australia tampak sedang dalam fase penurunan performa saat dikalahkan Bahrain. Padahal, pasukan Graham Arnold begitu mengerikan karena mampu mencetak 22 gol tanpa kebobolan dari 6 laga. Momentum ini harus dimanfaatkan Timnas Indonesia.
Sama seperti saat kontra Arab Saudi, nasihat untuk para pemain Timnas Indonesia adalah tidak boleh terpancing emosi. Sebab kali ini, tekanan ada di pihak Australia dan bukan tak mungkin fokus mereka akan buyar lagi di tengah laga, sehingga menghasilkan kartu merah seperti saat melawan Bahrain.