Ilustrasi(Dok Pixabay)
SELURUH kawasan ibu kota Sri Lanka dilanda banjir pada Minggu setelah sebuah siklon kuat memicu curah hujan ekstrem dan tanah longsor di berbagai wilayah. Otoritas setempat melaporkan hampir 200 korban jiwa dan puluhan orang masih hilang.
Kerusakan di wilayah tengah baru terlihat jelas ketika tim penyelamat mulai membersihkan jalan-jalan yang tertutup pohon tumbang serta material longsor.
Menurut Pusat Manajemen Bencana (DMC), sedikitnya 193 orang tewas akibat hujan deras selama sepekan yang dipicu Siklon Ditwah, sementara 228 orang dinyatakan hilang. DMC juga menyebutkan bahwa bagian utara Kolombo kebanjiran akibat Sungai Kelani meluap pesat.
"Meskipun siklon telah meninggalkan kita, hujan lebat di hulu kini membanjiri daerah dataran rendah di sepanjang tepian Sungai Kelani," kata seorang pejabat DMC dikutip AFP, Minggu (30/11).
Siklon Ditwah telah bergerak menuju India pada Sabtu (29/11).
Di pinggiran Kolombo, SeIvi, warga Wennawatte berusia 46 tahun, meninggalkan rumahnya yang terendam. Ia membawa empat tas berisi pakaian serta barang berharga.
"Rumah saya benar-benar terendam banjir. Saya tidak tahu harus ke mana, tetapi saya berharap ada tempat berlindung yang aman di mana saya bisa membawa keluarga saya," ujarnya kepada AFP.
Di kota Manampitiya, 250 kilometer timur laut Kolombo, permukaan air mulai surut namun meninggalkan kerusakan signifikan.
"Manampitiya adalah kota yang rawan banjir, tetapi saya belum pernah melihat volume air sebesar ini," kata S. Sivanandan,72, kepada sebuah portal berita lokal. Ia menyebutkan bahwa tempat usaha dan rumah warga rusak parah, bahkan sebuah mobil terbalik di depan tokonya.
Paling Mematikan dalam Beberapa Tahun
Meski jumlah korban luka dilaporkan tidak banyak, Layanan Transfusi Darah Nasional menghadapi krisis pasokan. Kepala bank darah, Lakshman Edirisinghe, menyebut kebutuhan harian sekitar 1.500 unit darah, namun cuaca ekstrem membuat persediaan turun drastis menjadi 236 unit pada Sabtu (29/11).
"Karena banjir dan hujan lebat, kami tidak dapat melakukan kampanye keliling untuk mengambil darah," katanya di Kolombo.
"Kami mengimbau para pendonor untuk mengunjungi bank darah terdekat," tambahnya.
Sementara itu, Organisasi Penelitian Bangunan Nasional mengingatkan risiko tinggi tanah longsor lanjutan, karena kondisi lereng masih jenuh air.
Presiden Anura Kumara Dissanayake menetapkan status darurat pada Sabtu untuk menangani dampak siklon dan meminta dukungan internasional.
India menjadi negara pertama yang mengirim bantuan, memasok barang kebutuhan dan mengerahkan dua helikopter beserta awaknya untuk operasi penyelamatan.
Dua helikopter tambahan dijadwalkan tiba pada Minggu. Pakistan juga mengirimkan tim penyelamat, menurut Angkatan Udara Sri Lanka.
Jepang mengonfirmasi akan mengirim tim untuk menilai kebutuhan mendesak dan memberikan bantuan lanjutan.
Bencana ini telah merusak lebih dari 25.000 rumah, sementara 147.000 orang mengungsi ke tempat penampungan pemerintah. Sebanyak 968.000 warga lainnya memerlukan bantuan setelah terdampak banjir. Pasukan militer dan relawan dikerahkan untuk mempercepat distribusi bantuan.
Siklon Ditwah menjadi bencana alam paling mematikan di Sri Lanka sejak 2017, ketika banjir dan longsor menewaskan lebih dari 200 orang.
Catatan banjir paling buruk abad ini terjadi pada Juni 2003, menewaskan 254 orang. (AFP/H-2)

1 week ago
7





















:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5394026/original/020373200_1761623330-vini.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5378723/original/058292000_1760316350-Genshin_Impact_update_6_1_01.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381852/original/060855400_1760519166-IMG-20251015-WA0008.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5379498/original/096397500_1760347998-Vivo_X300_01.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381575/original/028052100_1760511112-IMG_6034.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5360613/original/031823300_1758711481-Sinetron_Cinta_Sedalam_Rindu_1.jpg)
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/5379541/original/067265500_1760349456-Vivo_X300_02.jpeg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5318614/original/025540600_1755491608-ClipDown.com_527464312_17856013998474266_5871319058138792704_n.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5343586/original/078492400_1757445803-iPhone_17_Pro_02.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381927/original/019361400_1760522095-WhatsApp_Image_2025-10-15_at_16.40.42_a46bdfd3.jpg)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5381637/original/084016700_1760513028-7.jpg)

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5376682/original/098147400_1760012851-20251009_144834.jpg)



:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4030625/original/049895100_1653284426-melihat-langsung-pelayanan-Faskes-Tingkat-1-BPJS-Kesehatan-ARBAS-10.jpg)


English (US) ·