Liputan6.com, Jakarta Campak dikenal sebagai salah satu penyakit menular yang paling sering menyerang anak-anak, dan meski kerap dianggap penyakit biasa dengan gejala demam dan ruam, faktanya penyakit ini bisa membawa risiko komplikasi yang berbahaya. Virus campak menyebar sangat cepat melalui percikan air liur, sehingga dalam waktu singkat dapat menulari banyak anak dalam satu lingkungan.
Menurut Kepala Staf Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Djatnika Setiabudi, seseorang yang tertular campak akan mengalami fase gejala awal, seperti demam tinggi, batuk pilek, hingga mata merah. Fase ini merupakan fase yang paling mudah menularkan. Penularan campak dilakukan tidak melalui sentuhan kulit, tetapi melalui percikan droplet di udara. Untuk itulah, Djatnika mendorong agar orang yang bergejala itu segera untuk berobat ke fasilitas kesehatan.
Orang tua harus memahami bahwa bahaya campak bukan sekadar ruam kemerahan di kulit, melainkan juga komplikasi yang dapat merusak organ vital, melemahkan daya tahan tubuh, bahkan menimbulkan risiko kematian. Berikut adalah 10 bahaya campak yang dijelaskan secara lengkap agar menjadi panduan penting dalam menjaga kesehatan buah hati.
1. Dehidrasi Akibat Demam dan Diare
Dehidrasi merupakan bahaya awal yang paling sering terjadi pada anak penderita campak karena penyakit ini kerap disertai demam tinggi, muntah, dan diare yang membuat tubuh kehilangan cairan dalam jumlah banyak. Jika cairan tubuh tidak segera digantikan, kondisi ini dapat memperparah keadaan dan membuat anak semakin lemas serta sulit beraktivitas normal.
Selain itu, dehidrasi yang berlangsung lama dapat mengganggu fungsi organ vital seperti ginjal dan jantung, sehingga menimbulkan masalah kesehatan baru yang lebih serius. Pada beberapa kasus, anak bisa menunjukkan tanda mulut kering, mata cekung, dan jarang buang air kecil yang menandakan tubuhnya kekurangan cairan parah.
Penanganan dehidrasi pada anak dengan campak membutuhkan pemberian cairan elektrolit atau infus di rumah sakit bila kondisinya sudah berat, sehingga orang tua harus segera waspada begitu anak mengalami gejala tersebut.
2. Infeksi Telinga yang Mengganggu Pendengaran
Anak yang terkena campak sering mengalami infeksi telinga tengah akibat daya tahan tubuhnya menurun drastis selama sakit, dan kondisi ini bisa memicu rasa nyeri hebat yang membuat anak rewel. Infeksi telinga ini jika tidak segera diatasi akan menyebabkan gangguan pendengaran sementara bahkan permanen pada anak.
Gangguan pendengaran akibat infeksi telinga sangat berbahaya karena dapat memengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan komunikasi anak di masa depan. Selain itu, infeksi berulang dapat merusak gendang telinga sehingga anak harus menjalani perawatan medis jangka panjang.
Pencegahan infeksi telinga bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan hidung dan telinga anak serta membawa mereka segera ke dokter bila mengeluh sakit telinga atau keluar cairan dari telinga.
3. Pneumonia sebagai Komplikasi Berat
Pneumonia merupakan salah satu komplikasi paling mematikan yang dapat dialami anak penderita campak karena virus melemahkan paru-paru dan membuka jalan bagi infeksi bakteri. Anak yang terkena pneumonia akan mengalami sesak napas, batuk berat, demam tinggi, dan suara napas yang tidak normal.
Komplikasi ini tercatat sebagai penyebab utama kematian pada kasus campak di berbagai negara, terutama pada anak-anak dengan gizi buruk atau sistem imun yang lemah. Pneumonia dapat berkembang dengan cepat dan menyebabkan kekurangan oksigen dalam tubuh yang berisiko mengancam jiwa.
Orang tua harus segera membawa anak ke rumah sakit jika mengalami gejala pneumonia karena perawatan medis intensif dengan antibiotik atau terapi oksigen sangat diperlukan untuk menyelamatkan nyawa anak.
4. Radang Otak (Ensefalitis) yang Merusak Sistem Saraf
Radang otak atau ensefalitis adalah komplikasi berat dari campak yang sangat berbahaya karena menyerang sistem saraf pusat anak. Gejala ensefalitis bisa muncul beberapa hari setelah infeksi campak, ditandai dengan sakit kepala hebat, muntah, kejang, dan penurunan kesadaran.
Kerusakan pada otak akibat ensefalitis dapat meninggalkan dampak permanen seperti gangguan bicara, gangguan motorik, keterbelakangan mental, atau bahkan kematian pada kasus yang parah. Risiko ini membuat campak menjadi penyakit yang benar-benar perlu diwaspadai sejak awal.
Meskipun kasus ensefalitis akibat campak jarang, komplikasi ini bisa terjadi tanpa tanda peringatan sehingga pengawasan medis yang ketat pada anak penderita campak mutlak diperlukan.
5. Kekurangan Vitamin A yang Melemahkan Imunitas
Infeksi campak membuat tubuh anak lebih sulit menyerap nutrisi dengan baik, sehingga mereka rentan mengalami kekurangan vitamin A. Kekurangan nutrisi penting ini dapat memperparah kondisi campak dan menurunkan kemampuan tubuh melawan infeksi.
Anak yang mengalami defisiensi vitamin A biasanya memiliki gejala mata kering, penglihatan kabur, dan daya tahan tubuh y...